Riwayat Veteran Kindi, Saksi Mata Pengibaran Bendera Pertama di Tasik Selatan

Riwayat Veteran Kindi, Saksi Mata Pengibaran Bendera Pertama di Tasik Selatan

Riwayat Veteran Kindi

Laki-laki itu berjalan tegap. Usianya memang sudah tak lagi muda. Tapi dari gerak-gerik, dia seperti menikmati romantisme perjuangan saat merebut kemerdekaan.

Berseragam lengkap Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Sepatunya khas dengan pelindung kepala yang ditaksir usianya pun tak kalah tua dari pemiliknya.

Tangannya menenteng Sang Saka Merah Putih yang diikat di ujung sebilah bambu. Tas hitam yang mengikat ditubuhnya menyimpan berbagai macam benda-benda kenangan perjuangan. Beberapa butir peluru, sertifikat-sertifikat penghargaan atas bakti perjuangan, beberapa benda jimat dan bendera merah putih yang warna merahnya sudah mulai memudar dan putihnya mulai kusam.

Namanya Kindi. Usianya 90 tahun. Warga Kampung Koranji Desa Pamijahan Kec. Bantarkalong Kab. Tasikmalaya tampak berada di antara sekian banyak peserta upacara peringatan hari kemerdekaan yang digelar di terminal Pamijahan, Senin (17/8/2015). Terik siang itu tidak membuat semangatnya luntur. Tampak tenang dan khidmat.

Pendengarannya sudah tidak jelas lagi. Ketika ngobrol-ngobrol dengan lelaki yang usianya hampir satu abad ini harus dengan suara yang lebih keras. Tapi dalam berbicara, suara laki-laki yang lebih dikenal dengan sebutan Abah Kindi masih cukup jelas. Ia pun bercerita tentang perjuangannya di masa lalu. Lelaki sepuh itu kemudian mengeluarkan bendera merah putih yang kusam itu dari dalam tas hitamnya.

“Ieu bendera anu di kibarkeun pertama di Bantarkalong,” kata Abah Kindi sembari membeberkan bendera tersebut.

Semua barang yang ada dalam tasnya itu, kata Abah Kindi, sengaja ia simpan baik-baik. Barang-barang itu memiliki kenangan perjuangan bagi Abah Kindi. Ia pun kemudian menceritakan tentang gentingnya zaman pendudukan Jepang di Indonesia dan aksi DI/TII di Tasikmalaya.

Waktu itu, kata Abah Kindi, ia berpindah-pindah tempat darisatu tempat ke tempat lainnya. Lokasi Tasik Selatan yang dipenuhi hutan belantara dan perbukitan menjadi tempat yang paling aman.

Saat Sukarno-Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan, kata Abah Kindi, semua berkumpul di Bantarkalong untuk mendengarkan pembacaan teks tersebut. Usai dibacakan, gegap gempita menyambut kemerdekaan berkumandang sampai ke Tasik Selatan. Dan bendera yang dikibarkan pertama kali di Tasik Selatan itu masih tersimpan rapi dalam tas hitam milik Abah Kindi. (Imam Mudofar)



10 comments:

  1. Kasian masih hidup tetapi pantas masuk RS Jiwa.

    ReplyDelete
  2. lebih kasian lagi liat elu yg gak punya nurani trhadap orang tua terlebih generasi penegak kemerdekaan negeri ini.. #Ente_menyedihkan!!

    ReplyDelete
  3. kenapa harus masuk RS jiwa?
    aneh.

    ReplyDelete
  4. Wal Suparmo@kamu satu contoh manusia yang tidak tau diri,tidak punya rasa terima kasih.

    ReplyDelete
  5. Wal Suparmo namanya aja udah wal yang berarti dinding. Dia kan gak lahir dari manusia tapi lahir dari batu makanya bicaranya asal ngomong. Minta disobek tuh mulutmu pake Arit Madura.

    ReplyDelete
  6. Namanya juga minta sang dewa turun, maka dibela lah...

    ReplyDelete
  7. Namanya juga minta sang dewa turun, maka dibela lah...

    ReplyDelete

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top